Senin, 01 Februari 2010

Jolotigo-Ganesha Adventure Run

Satu lagi track menantang telah dicoba oleh Adventure H3 Pekalongan. Kali ini kita melintasi 3 (tiga) run site medium, tetapi dijadikan satu track, menjadi Super Long Run.
Berkumpul di depan rumah Hash Master mulai pukul 05.00, selanjutnya kami sebanyak 20 orang hasher menuju ke desa Doro dan naik ke desa Jolotigo di sebelah bawah pabrik teh Jolotigo.
Dengan menggunakan 4 (empat) buah mobil, kami tiba dan parkir di halaman sekolah SD Negri. Setelah persiapan selesai. Pukul 07.00 para hasher mulai On-On.
Kami langsung dihadapkan pada track yang menanjak. Setelah berjalan kurang lebih 1 jam, track mulai mendatar dan para hasher melewati pematang-pematang sawah yang tanahnya sangat gembur. Di sini sdri. Leny terpeleset dan masuk ke tengah sawah yang baru di tanahnya olah, karena terlalu liatnya sampai-sampai harus ditarik untuk dibangunkan. Setelah melewati pematang-pematang sawah yang cukup panjang, sampailah kami di desa Purbo. Ketika melewati desa ini, para penduduk sedang kebaktian di gereja Kristen jawa yang ada di desa ini.
Setelah para hasher berkumpul semua, kami melanjutkan jalan kembali. Disinilah track menantang mulai kami rasakan. Kami mulai memasuki wilayah hutan dan perjalanan terus menanjak menuju satu bukit di depan kami. Sampai di puncak bukit tersebut track langsung turun dengan curam. Sampai-sampai pak Pur terpeleset dan jatuh terduduk. Samar-samar mulai terdengar suara air yang cukup deras. Sesampai di bagian bawah, kami dihadapkan dengan sungai berbatu yang cukup deras airnya.
Para hasher sebagian besar melepas sepatu agar tidak basah, dan kami mulai menyeberangi sungai dengan hati-hati. Setelah semua menyeberangi sungai, kami semua beristirahat untuk makan bekal yang dibawa.
Selesai makan, perjalanan dilanjutkan lagi. Ternyata setelah berjalan menanjak, kami tiba di arca Ganesha dekat curug Ganesha di desa silurah. Berarti ini merupakan track medium ketiga yang telah kami lalui setelah sebelumnya melewati perkebunan Jolotigo, desa Purbo dan curug Ganesha. Di sini sebagian hasher ingin melihat ke curug, dan sebagian lagi melepas lelah di dekat arca Ganesha.
Setelah semuanya berkumpul, perjalanan dilanjutkan ke desa Silurah. Di desa ini kami menemui pak Kasim yang telah beberapa kali memandu kita, bila kebetulan run ke curug Ganesha. Di rumah bapak Kasim, kami disuguhi minuman teh gula jawa sambil melepas lelah. Beberapa hasher mulai terlihat kelelahan, seperti Asiong dan Risty seorang mahasiswi Unikal yang diajak oleh pak Pur.
Perjalanan pulang akhirnya dimulai, pak Kasim sempat memandu kita sampai kita mulai memasuki area hutan kembali. Track terus menurun cukup curam, namun disini kami sempat nyasar sehingga diputuskan untuk naik kembali. Setelah bertemu dengan jalan setapak lain, kami mulai turun lagi. Terus turun sampai akhirnya tiba di sungai yang sebelumnya telah diseberangi namun dari sisi yang berbeda. Kembali sebagian hasher mencopot sepatu agar tidak basah dan menyeberangi sungai dengan hati-hati.
Sesampai di seberang, sepatu dipakai lagi. Namun sdr. Thay Ran menyempatkan diri untuk mandi di sungai yang airnya jernih ini. Ada 4 orang yang menunggu terakhir di sini. Setelah siap, kami berangkat. Namun ternyata rombongan depan sudah cukup jauh meninggalkan kami padahal rombongan depan dan pemandu tidak membawa kertas tabur.
Kami berempat sempat kebingungan mencari jalan karena ada dua jalan, yang satu belok kekanan menyeberangi sungai kecil, dan yang lain lurus dan naik. Setelah sempat marah2 akhirnya kami berempat memutuskan berbelok ke kanan menyeberangi sungai kecil dan mengikuti saluran irigasi.
Di perjalanan ini kembali track menantang kami lalui, sebelah kiri ada air irigasi, sebelah kanan menganga jurang yang sangat dalam yang rimbun dengan semak belukarnya. Dengan hati-hati kami berjalan di bagian atasnya karena tanah cukup licin. Setelah beberapa saat berjalan, kami bertemu dengan pepohonan bambu yang menutupi jalan. Akhirnya kami semua masuk ke saluran irigasi tersebut dan berjalan di air. Sepatu yang sebelumnya dicoba diselamatkan dari basah akhirnya harus basah juga.
Sungguh pengalaman yang langka berjalan di air irigasi yang cukup deras di tengah-tengah rimbunnya hutan belantara. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya kami rombongan bagian belakang mendengar suara para hasher lain yang ternyata juga kebingungan menunggu kami.
Dari sini kami keluar dari saluran irigasi dan berjalan menanjak menuju ke suatu bukit. Perjalanan yang sangat melelahkan ini akhirnya sampai di puncak bukit, dan track mulai turun kembali. Disini mulai terdengar suara-suara sapi dan anjing yang menggonggong. Setelah turun selama beberapa puluh menit, akhirnya kami sampai kembali di desa Purbo dari arah yang berbeda.
Tanpa beristirahat lagi perjalanan dilanjutkan ke desa Jolotigo, kurang lebih 1 jam perjalanan. Disini kami melalui jalan desa berbatu yang cukup lebar, namun karena sudah mulai kelelahan kami berjalan semakin lambat.
Akhirnya pukul 15.30, semua hasher berhasil sampai kembali di halaman sekolah tempat mobil diparkir. Kami semua beristirahat sejenak sambil makan buah manggis dan pisang sebelum akhirnya kembali ke Pekalongan. Kami telah berjalan selama 8,5 (delapan setengah) jam dengan beberapa kali istirahat. Namun para hasher yang ikut kali ini memang para Adventure sejati.
Salam On-ON.