Senin, 01 Agustus 2011

Gunung Rogojembangan

Gunung Rogojembangan bukan merupakan gunung berapi, dan mungkin lebih mirip bukit yang menjulang tinggi. Dengan ketinggian 2177 mt. dpl, Rogojembangan ini sudah masuk dalam peta dengan kategori gunung.
Bentuk gunung Rogojembangan tidak besar dan bisa dibilang kecil, namun dari bawah terlihat menjulang tinggi sehingga dapat dibayangkan track yang harus dilalui juga sangat curam.
Mengelilingi kaki gunung ini ada beberapa desa yang cukup besar yaitu: Gumelem, Semego, Balun dan Karang Tengah. Namun jalur pendakian yang paling sering dilalui adalah dari desa Gumelem. Penulis pernah melalui desa Semego.
Dari Pekalongan, para hasher yang berjumlah 22 orang, berangkat menggunakan bus mini menuju ke Doro sekitar Pk.05.30. Sampai di terminal Doro, kami sudah ditunggu "doplak" (Colt L300 bak terbuka) untuk melanjutkan perjalanan ke Petung Kriono. Sekitar Pk. 08.00 pagi kami sampai di Petung Kriono dan para hasher mendapat bekal nasi bungkus+ ayam goreng untuk di perjalanan. Dari Petung Kriono, perjalanan dilanjutkan menuju desa Gumelem. Selama perjalanan, pemandangan indah terhampar di depan mata kami. Ketika memasuki perbatasan Batang-Banjarnegara yang merupakan puncak jalan yang kami lalui, di depan terlihat sangat jelas Gunung Rogojembangan.

Dari desa gumelem kami memulai pendakian ke puncak dengan mengambil jalur yang agak landai. Disepanjang jalur ini tumbuhan dan semak belukar sangat lebat sehingga menyebabkan kaki dan tangan yang terbuka akan tergores dan terluka.
Track semakin menanjak sangat terjal sehingga beberapa dari kami harus dibantu untuk dapat menaikinya dan berpegangan pada batang pohon maupun akar yang cukup rapuh.
Setelah berjalan selama 2 jam, para hasher beristirahat, dan sebagian makan bekal nasi yang dibawa.
Pk. 11.00 kami melanjutkan perjalanan menuju puncak yang jaraknya sudah dekat. Dan Pk. 11.30, kami semua sampai di puncak gunung Rogojembangan. Puncak gunung ini tidak terlalu lebar, kira-kira hanya selebar lapangan batminton, berupa tanah yang datar dan tanpa tumbuhan. Pada sekitar tahun 80 an, puncak ini agak cekung ke dalam sehingga konon ini yang kemudian masyarakat menamai gunung ini Rogojembangan (Jambangan).


Setelah istirahat dan foto, kemudian para hasher mulai turun melalui jalur lain. Track ini sungguh-sungguh memiliki medan yang sangat curam. Kami harus turun dengan hati-hati dan berpegangan pada akar dan batang pohon, bahkan sebagian besar hasher jatuh tergelincir. Beruntung saat itu tidak hujan dan kondisi track kering.

Setelah turun dengan susah payah dan hati-hati, akhirnya sekitar Pk. 16.00 kami semua sampai kembali di desa Gumelem. Bus yang kami sewa sudah menunggu kedatangan kami untuk mengantar kami kembali ke Pekalongan.
On-On Adventure H3 Pekalongan.